waktu :: hotline +6281399268202 e-mail info@aladab.sch.id
Info Sekolah
Sabtu, 26 Apr 2025
  • Al Adab adalah Sekolah Islam yang berpedoman kepada Al Qur’an dan Hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengikuti pemahaman generasi terbaik yaitu generasi para salafushshalih.
15 April 2025

Hakikat Waktu Bagi Seorang Muslim

Selasa, 15 April 2025 Kategori : Buletin Islami

الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِهِ الْـمُصْطَفَى، وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى، أَمَّا بَعْدُ

Seorang pebisnis, sebelum dia memastikan akan menjalankan bisnis yang ingin dia geluti, tentunya dia akan mempersiapkan hal-hal apa saja yang diperlukan dalam bisnisnya, dan diantara hal yang diperlukan dan itu adalah hal terpenting, hal tersebut adalah Modal, baik modal itu berupa materiil atau non materiil.

Itulah gambaran seorang pembisnis, dia akan senantiasa memperhatikan modal yang dimilikinya,dia akan kelola modal tersebut untuk bisa mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya, dan dia akan sangat berhati hati di dalam mengelola modal yang dimilikinya, jangan sampai modal terbuang sia sia tanpa mendatangkan keuntungan apalagi malah mendapatkan kerugian pada bisnisnya.

Manusia di dalam menjalani kehidupan di dunia ini ibarat seorang pembisnis, yang mana pembisnis itu terkadang bisa mendapatkan keuntungan dan terkadang bisa juga mendapatkan kerugian,tergantung bagaimana keahlian/kecerdasan dia dalam mengelola modal

Harapan para pembisnis adalah keuntungan yang sebesar besarnya pada bisnis yang dijalaninya, begitu juga manusia, manusia sangat mengharapkan keuntungan di dalam hidup yang dijalaninya.

Berbicara keuntungan, dimana setiap manusia di dalam hidupnya sangatlah mengharapkan keuntungan tersebut, keuntungan terbesar bagi manusia adalah masuk ke Surga dan kerugian terbesar adalah masuk ke Neraka, hal ini dijelaskan di dalam Al Qur’an.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ [ آل عمران: 185]

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu, barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung, kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Al Imran: 185)

Diantara modal yang sangat berharga bagi manusia untuk bisa mendapatkan keuntungan yang diharapkan adalah Waktu, manusia yang cerdas dia akan sangat memperhatikan terkait waktu yang dimilikinya karena itu adalah modal bagi dia, dia akan gunakan waktu yang dimilikinya agar bisa menjadikan dia mendapatkan keuntungan yaitu masuk ke surga, dan dia akan sangat menyesal bila waktu yang dia miliki terbuang sia sia.

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

“Orang yang cerdas adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala.” (HR At Tirmidzi).

Manusia yang cerdas, dia akan menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan amal shaleh secara maksimal, dia tidak akan rela waktu yang dia miliki terbuang sia sia, apalagi seorang muslim yang mana kehidupan seorang muslim penuh dengan tatanan/aturan yang bersumber kepada firman Allah dan sabda Rasulullah, dan diantara tatanan/aturan tersebut adalah adanya tatanan/aturan berkaitan dengan waktu,Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengkhabarkan dalam sabda beliau.

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, sangat sedikit orang yang bisa melampaui umur 70 tahun.” (HR At Tirmidzi,Ibu Majah)

Dari hadits tersebut seorang muslim/manusia usianya sangatlah terbatas,tidak mungkin dia bisa hidup selamanya di dunia ini meskipun dia sangat menginginkan hidup selamanya, oleh sebab itu sudah seharusnya seorang muslim/manusia berusaha semaksimal mungkin menggunakan waktu yang dimilikinya untuk melakukan amalan shaleh agar bisa menjadi orang yang beruntung, dia jadikan orientasi/tujuan hidupnya adalah untuk akhirat bukan untuk dunia, karena kehidupan di dunia adalah sementara sedangkan kehidupan akhirat adalah selamanya, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman.

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main., dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-Ankabut: 64)

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.” (Al Qashash: 77).

Shahabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu berkata.

إِنَّ الدُّنْيَا قَدِ ارْتَحَلَتْ مُدْبِرَةً، وَإِنَّ الْآخِرَةَ قَدِ ارْتَحَلَتْ مُقْبِلَةً، وَلِكُلٍّ مِنْهُمَا بِنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ، وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلَ.

“Sesungguhnya dunia ini telah bergerak pergi dan sesungguhnya akhirat telah bergerak datang, dan masing masing keduanya memiliki pengikut, maka jadilah kalian menjadi para pengikut akhirat, dan jangan kalian menjadi para pengikut dunia, karena hari ini adalah amal tidak ada hisab, sedangkan hari esok adalah hisab dan tidak ada lagi amal.”(HR Al Bukhari)

Dari perkataan shahabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu tersebut, maka jadikanlah diri kita ini menjadi anak anak akhirat,gunakan waktu yang ada saat ini untuk beramal shaleh, jangan dibuang sia sia, gunakan waktu yang ada saat ini untuk beramal dengan amalan amalan shaleh, karena saat ini saatnya untuk beramal dan tidak ada hisab, ingat…..jangan sampai kita menyesal dimana di waktu tersebut kita tidak bisa beramal lagi, hanya hisab yang ada pada waktu itu,Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman.

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ• لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ.

“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan., “Sekali-kali tidak…sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan­nya saja, dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Al Mu’minun :99-100)

Dan sebagai perhatian bagi kita adalah sabda Nabi shalallahu alaihi wassalam.

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أربع عن عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Dua kaki seorang hamba tidak akan bergerak (pada hari kiamat) sehingga dia ditanya tentang umurnya, kemana dihabiskan, tentang ilmunya apakah yang telah dilakukan dengan ilmunya, tentang hartanya dari mana diperolehi dan kemana dibelanjakan dan tentang tubuh badannya untuk apa digunakannya.”(HR At-Tirmidzi)

Semoga Allah berikan Taufiq kepada kita semua agar mampu dan mudah di dalam memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk beramal shaleh, dan semoga Allah jauhkan kita dari menyia nyiakan waktu yang kita miliki, Allah jauhkan kita dari menggunakan waktu yang kita miliki untuk bermaksiat atau beramal dengan amalan yang tidak mendatangkan faidah sama sekali untuk dunia dan akhirat kita.

اللٌٰهُمٌٓ بٓارٖكْ لنٓا في أوْقٓاتِنٓا
اللَّهُمَّ إِنِّا نٓسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلى عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنٓ

Disusun oleh,
Moh.Nur Khafid,S.Mn.
(Staff Pengajar Al Adab Islamic Fullday School)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

Alamat Sekolah Al Adab

Jl. Kp. Kandang No.67-66, Sukaraya, Kec. Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17535

Lokasi Sekolah Sunnah Al Adab