Mendidik anak adalah amanah agung dari Allah SWT, sebuah tanggung jawab yang tak sekadar diemban di dunia, namun juga akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Anak-anak kita adalah titipan yang harus kita bimbing dengan penuh cinta dan kasih sayang, agar mereka tumbuh menjadi generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan menjadikan Allah sebagai pusat hidup mereka. Dalam perjalanan mendidik ini, ada keindahan yang begitu dalam, yang seringkali membuat hati orang tua tersentuh dan mata basah oleh haru.
Bayangkan ketika seorang anak kecil belajar mengucapkan kata pertamanya, “Allah.” Suara polosnya menyebut nama Sang Pencipta dengan kelembutan yang begitu tulus, seakan suaranya menggema hingga ke langit. Itulah awal dari benih iman yang mulai tumbuh dalam hatinya, sebuah bibit yang kelak akan menjadi pohon keimanan yang rindang, memberikan kesejukan dan keteduhan bagi dunia yang penuh kegelisahan.
Pendidikan Islami dimulai dari hal-hal sederhana—mengenalkan Allah sejak mereka bisa berbicara, mengajarkan mereka kalimat syahadat dengan penuh kelembutan, mencontohkan shalat dan wudhu dengan kesabaran. Setiap sujud yang kita lakukan bersama anak, setiap tangan kecil mereka yang terangkat dalam doa, adalah langkah kecil menuju surga. Dan dalam proses ini, kita sering menyaksikan momen yang menggetarkan jiwa.
Seorang ibu yang bangun di sepertiga malam, menggendong anaknya yang tertidur pulas, membisikkan doa di keningnya, memohon kepada Allah agar anaknya dijadikan hamba yang saleh dan selamat dari fitnah dunia. Dalam kegelapan malam, air mata ibu itu jatuh, bukan karena kelelahan, tetapi karena rasa syukur yang dalam, karena ia tahu bahwa setiap doa yang diucapkannya adalah senjata terkuat untuk masa depan anaknya.
Tinggalkan Komentar