Membentuk Generasi dengan Cinta dan Kasih Sayang Ilahi-Part 2

Pendidikan Islami juga mengajarkan kita untuk menanamkan akhlak mulia pada anak-anak. Nabi Muhammad SAW bersabda Nabi saw. bersabda, “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi dan imam Al-Hakim dari sahabat Amr bin Sa’id bin Ash r.a. Betapa mendalam pesan ini. Ketika kita mengajarkan anak untuk berkata jujur, untuk bersikap ramah, dan untuk memaafkan, kita sebenarnya sedang membangun pondasi kebaikan yang akan mereka bawa seumur hidup. Suatu hari, mungkin saat kita sudah tidak ada, anak-anak kita akan tetap memetik kebaikan itu, dan insyaAllah pahala dari kebaikan mereka akan terus mengalir kepada kita.

Namun, mendidik anak secara Islami bukanlah tanpa tantangan. Terkadang, anak-anak melakukan kesalahan, atau mungkin mereka sulit untuk diajak memahami ajaran agama. Tapi di sinilah letak keindahannya. Kesabaran dan keikhlasan adalah kunci. Dalam setiap kesulitan, ada pelajaran. Rasulullah SAW mengajarkan kita bahwa sabar dalam mendidik anak adalah bagian dari perjuangan yang kelak akan berbuah manis.

Sebuah kisah menyentuh hati datang dari seorang ayah yang mendidik anaknya dengan penuh cinta. Ayah ini tak henti-hentinya membimbing anaknya untuk shalat dan membaca Al-Qur’an, meski anaknya seringkali tidak menuruti. Namun, ayah tersebut tak pernah menyerah. Dengan lembut, dia terus mengingatkan, dengan harapan bahwa suatu hari nanti anaknya akan memahami betapa berharganya ajaran Islam. Bertahun-tahun berlalu, hingga akhirnya, di satu hari yang penuh keheningan, anak itu datang kepada ayahnya, memeluknya, dan berkata, “Ayah, terima kasih. Karena engkau, aku sekarang tahu apa artinya mencintai Allah.” Air mata haru mengalir di wajah sang ayah. Di saat itu, segala lelahnya terbayar.

Ketika kita menanamkan nilai-nilai Islami dalam diri anak-anak, kita sebenarnya sedang menyiapkan mereka untuk menjadi cahaya bagi umat. Kita tidak hanya mendidik untuk dunia mereka, tetapi juga untuk akhirat. Seperti pepatah bijak, “Tangan yang mengayun buaian dapat mengguncang dunia.” Seorang anak yang dididik dengan cinta, iman, dan takwa akan menjadi sosok yang membawa kebaikan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.

Setiap kali kita melihat anak-anak kita melangkah dalam kebaikan—ketika mereka dengan tulus menyebut nama Allah, ketika mereka berdoa dengan khusyuk, atau ketika mereka mempraktikkan akhlak mulia yang telah kita ajarkan—hati kita dipenuhi dengan rasa syukur yang mendalam. Mereka adalah harapan masa depan, yang insyaAllah akan menjadi pelita bagi umat ini.

Dalam setiap tetes keringat, setiap untaian doa, dan setiap kesabaran yang kita tanamkan, ada pahala besar yang Allah siapkan untuk kita. Mendidik anak secara Islami memang bukan perjalanan yang mudah, namun keindahannya terletak pada setiap langkah kecil yang membawa kita dan mereka lebih dekat kepada ridha Allah. Setiap doa yang kita ucapkan untuk mereka adalah saksi cinta terbesar yang akan terus mengalir, bahkan ketika kita sudah tiada.

Dan kelak, ketika kita berdiri di hadapan Allah di hari kiamat, semoga anak-anak kita menjadi syafaat bagi kita, mengucapkan doa-doa yang mereka pelajari dari kita, “Ya Allah, rahmatilah orang tua kami, sebagaimana mereka menyayangi kami sewaktu kami kecil.”

Indahnya mendidik anak secara Islami, bukan sekadar tugas duniawi, tetapi sebuah perjuangan untuk kehidupan abadi.